pasca pertandingan lawan Persipura Jayapura, 9 Desember lalu; AREMA ditimpa isu rasisme. berbuntut dengan jatuhnya sanksi dari Komisi Disiplin (komdis) PSSI berupa satu kali pertandingan tanpa penonton (lawan Persib, 19 Desember), & denda sebesar Rp 50 juta. hukuman yang berat bagi sebuah tim sepakbola yang tengah mengalami krisis finansial! tuduhan rasisme tersebut terlontar dari offisial Persipura saat jumpa pers usai pertandingan. yang mengatakan bahwa AREMANIA telah bertindak rasis, dengan mengolok2 pemain Persipura dengan sebutan yang mengarah rasial. selain pelemparan botol yang mengarah pada pemain Persipura. & berlanjut dengan dirusaknya fasilitas di ruang ganti oleh pemain2 Persipura.
Bagi kami, tindakan yang dilakukan oleh orang2 yang dituduh sebagai "oknum" AREMANIA tesebut bukanlah tindakan rasis
dalam sebuah pertandingan sepakbola, dimana supporter berperan sebagai pemain keduabelas & ketigabelas, pasti akan melakukan apapun untuk kemenangan timnya. saling beradu nyanyian, atraksi, dukungan, dengan supporter lawan. hingga mars/chant untuk meruntuhkan mental pemain lawan. bahkan secara ekstrem seperti di luar, supporter tidak segan2 untuk berbuat kerusuhan hingga menyerang pemain lawan.
coba bandingkan sebutan terhadap pemain Persipura tersebut (monyet, hitam, dll) dengan julukan terhadap bonek, yaitu jancok. lebih parah bukan?! atau sebutan terhadap viking, yaitu anjing. begitu pula sebutan mereka terhadap kami, para pendukung AREMA. itu adalah hal yang biasa dilakukan dalam kultur sepakbola. jadi, jangan sekali2 hal tersebut dikait2kan dengan rasisme!
Yang perlu dicermati adalah PSSI, BLI, & Komdis!
yang perlu benar2 kita cermati adalah peran PSSI, BLI, & Komdis dalam membesar2kan peristiwa yang sebenarnya biasa2 saja itu. termasuk sanksi yang dijatuhkan pada AREMA. bayangkan saja berapa kerugian yang mesti ditanggung AREMA, jika satu pertandingan digelar tanpa penonton. untuk tim yang tengah mengalami krisis finansial gara2 tidak memiliki sponsor, hukuman itu terlalu berat. karena untuk membayar gaji & bonus pemain, serta biaya operasional pertandingan, PT AREMA harus merogoh koceknya sendiri, yang itu berasal dari pemasukan tiket. tumpuan AREMA hanyalah AREMANIA bung!
AREMA yang sejak awal berdiri hingga hari ini bersikap independen terhadap PSSI, selalu saja menjadi incaran. menjadi kambing hitam, selalu dicari2 kesalahannya, hingga akhirnya dijatuhi sanksi2 yang buntutnya mematikan AREMA secara pelan2.
yang perlu dirombak itu PSSI BANGSAT, beserta jajaran birokrasi korupnya; yang terbukti tidak becus mengurus sepakbola di Indonesia! kompetisi bobrok, wasit korup, timnas tidak berprestasi, dlsb! bukannya AREMA yang mencoba untuk survive dengan jalannya sendiri, & berusaha mati2an memberikan sebuah kebanggaan terhadap kera2 NGALAM!
Selasa, 22 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar